Memang di kayu salib itulah puncak penderitaan Yesus. Tapi sebelum itu pun penderitaan yang dialamiNya sangat mengerikan.
James M.Stalker mengatakan : "Melukiskan penderitaan badani Tuhan Yesus secara panjang lebar adalah bertentangan dengan anggapan Kristen modern. Kita lebih cenderung untuk menudungi hal-hal yang mengerikan itu atau kita mengemukakan hanya hal-hal yang perlu untuk mengerti sengsara Tuhan Yesus secara rohani, yang kita anggap sebagai penderitaanNya yang paling berat."
Penderitaan badani Yesus yang tercatat dalam Alkitab :
l PergumulanNya yang hebat di taman Getsemani sehingga peluhnya menjadi titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
l Penangkapan, pengadilan, penyiksaan dan hukuman mati yang diterimanya bagai seorang penjahat besar.
l Diejek, dipukul, ditinju, diludahi, ditelanjangi, didera, dipermalukan, dan disiksa di depan umum.
l Dipermainkan, dijadikan tontonan, bahan tertawaan, dan kutukan oleh orang-orang di sepanjang jalan menuju bukit Golgota.
l Disalib bagaikan seorang yang sangat tidak berharga.
Cicero, seorang yang mengenal baik cara penghukuman salib mengatakan : "Penyaliban adalah hal yang paling keji dan memalukan dari antara semua hukuman." Hukuman ini hanya diperuntukkan bagi budak dan pemberontak.
Penderitaan jasmani ini tidaklah seberapa dibandingkan dengan penderitaan batin yang juga dialami Yesus ;
n Bagaimana perihnya hati Yesus yang sangat lembut menyaksikan orang-orang yang dikasihi dan ingin diselamatkanNya, justru menolak dan akan membunuhNya.
n KengerianNya akan murka Allah yang akan segera dihadapiNya. Bapa yang mengasihi dan dikasihiNya akan memalingkan wajahNya dari padaNya.
Hanya dengan mengetahui dan meresapi perjalanan penderitaan inilah, kita semakin menghargai kematian Kristus di kayu salib. Penderitaan Kristus di salib bukanlah suatu proses yang terjadi dengan cepat tiba-tiba Dia langsung di salib melainkan melalui masa penderitaan yang hebat atas jiwa dan raganya.
Raja pencipta semesta yang maha mulia diperlakukan lebih buruk dari budak dan pemberontak. Dan tragisnya ini dilakukan oleh ciptaan yang paling dikasihiNya, yang ingin Ia tebus dosanya.....
Kebangkitan Yesus Kristus
Yesus Kristus benar-benar mati. Walaupun banyak orang yang menyangkalnya, baik pada jaman dahulu maupun sekarang, kenyataan kematianNya adalah fakta. Tapi riwayat Kristus tidak berakhir pada saat kematianNya, seperti yang terjadi pada semua tokoh agama lain yang terkenal di sepanjang masa. Sebaliknya Ia bangkit. Ia hidup. Tidak ada tubuh yang masih terbaring di kuburan.
Kebangkitan Kristus merupakan penggenapan janji Allah. KebangkitanNya menjadi dasar yang teguh bagi iman Kristen. KebangkitanNya memberi kekuatan dan harapan bagi orang Kristen. Kalau Ia menggenapi janjiNya untuk bangkit, Ia juga akan menggenapi janjiNya untuk datang yang kedua kalinya. Dan pada saat itulah setiap orang yang percaya juga akan memperoleh kebangkitan tubuh.(I Korintus 15 : 35 - 38).
Seperti kematianNya, banyak fakta yang membuktikan bahwa Yesus benar-benar bangkit. Tetapi bukti yang tak terbantahkan adalah perubahan besar yang terjadi pada murid-muridNya.
Murid-muridNya yang picik, murid-murid yang lari meninggalkanNya, yang sangat bersedih hati atas kematian Yesus, ketakutan dan tidak berpengharapan, secara radikal berubah menjadi murid-murid yang berani, penuh pengharapan, beriman, penuh hikmat dan memiliki pandangan yang mulia dan benar terhadap masa depan dunia. Mereka menjadi saksi kebangkitan Kristus dan menyebarkannya dengan penuh semangat hingga gemanya tetap berkumandang hingga 20 abad kemudian.
Hanya kuasa kebangkitan Kristuslah yang dapat mengakibatkan perubahan sikap hidup seradikal itu.
Etika Kekristenan
Kehidupan Yesus di dunia bukanlah kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan duniawi. Sejak awal Ia datang dalam segala kehinaan. Selama pelayananNya pun Ia tidak mempunyai fasilitas sebagaimana layaknya orang besar. Dalam pekerjaanNya banyak kali Ia ditolak dan disalah-mengertikan.
Tuhan Yesus, seorang manusia yang taat akan hukum-hukum Allah, tetapi Ia dibenci oleh pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Ia taat pada pemerintah, tetapi Ia dibenci oleh pemerintahan. Ia cinta dan mengasihi bangsaNya, tetapi Ia ditolak dan dibunuh oleh bangsaNya.
Tidak dapat dikatakan bahwa Yesus adalah seseorang yang tidak beretika. Tapi kenyataan membuktikan selalu terjadi bentrokan antara Kristus dengan dunia sekitarnya yang penuh dengan etika. Yesuskah yang tidak beretika atau dunia itu sendiri yang tidak beretika ?
Dalam dunia kita sekarang ini yang penuh dengan etika, misalnya ada etika bisnis, etika pergaulan, etika bekerja. Kita seolah dipaksa untuk memutuskan apa yang salah dan benar sejalan dengan etika-etika tersebut. Kalau hal ini sejalan dengan iman Kristen tidak menjadi masalah. Tapi yang seringkali terjadi adalah keduanya bertentangan. Kadangkala ini yang membuat bingung orang Kristen masa kini. Mana yang harus saya jalankan ?
Perlu kita ingat bahwa yang membuat etika-etika tersebut adalah manusia, yang akan terus berubah sejalan dengan perubahan zaman. Tidak akan ada standar yang kekal. Contoh kehidupan Yesus pun membuktikan tidak selamanya manusia yang secara sempurna menjalankan etika-etika yang ada dalam kehidupan akan dikatakan benar oleh lingkungannya. Mana yang harus kita pegang ?
Etika yang harus orang Kristen pegang bukanlah dibuat oleh pemikiran manusia, tetapi oleh Allah sendiri. Semuanya tertulis di dalam Alkitab dan sudah teruji oleh perjalanan waktu. Etika Kristen yang Allah buat bukanlah etika yang terlalu tinggi untuk dapat dilakukan manusia. Karena Yesus telah menjalankan semuanya itu dalam kapasitasNya sebagai manusia.
Dalam seluruh kehidupan Yesus, Ia mengajarkan etika Kristen yang paling mulia. Ia mengajarkan kasih, kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi penderitaan. Tak ada celaan dan hinaan sehebat yang diterima Kristus, tapi Ia menerimanya dengan sabar bahkan mengampuninya. Ia menjalankan etika pergaulanNya : kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu, sampai mati di kayu salib.
Etika kekristenan yang terdapat dalam Alkitab harus dipegang teguh oleh orang Kristen. Semua ini hanya bisa dijalankan oleh manusia yang telah mengalami kuasa kebangkitan Kristus. Karena untuk bisa menjalankan prinsip Alkitab dalam kehidupan yang penuh dikuasai oleh prinsip-prinsip dunia ini, perlu kekuatan dari Allah dan bukan karena percaya pada diri sendiri. Hanya kuasa Kebangkitan Kristus itulah yang dapat merubah sikap hidup kita seradikal murid-murid Kristus.
Penutup
Kembali pada pertanyaan di atas : "Apakah arti Paskah bagi kita ?" Sudahkah Paskah ini membawa perubahan radikal di dalam sikap hidup kita ? Sudahkah kita menjadi orang-orang yang berpegang pada etika kekristenan atau malahan kita jauh lebih buruk daripada orang-orang yang memegang etika-etika duniawi ?
Apakah arti Paskah bagimu ? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.
______________________________________________
Sumber : Sengsara Tuhan Yesus oleh James M. Stalker